Tahun 656 M ribuan demonstran anti khalifah amirul mukminin utsman
bin affan dari Kufah, basrah & mesir menguasai, mengepung,
mengendalikan, memboikot dan melumpuhkan Kota Madinah, pusat
pemerintahan islam : khalifah utsman tidak bisa keluar rumah, tidak lagi
bisa mendekati masjid nabawi untuk menjadi imam shalat, pun juga tidak
bisa lagi memimpin khotbah jumat selama satu bulan lebih.
para
sahabat nabi senior, Ali bin abi thalib, talhah bin ubaidillah, zubair
bin awam, abdullah bin umar, abdullah bin zubair dll tampaknya mendukung
aksi para demonstran ini : mereka tidak tampil membela khalifah utsman
dan justru membiarkan para demonstran beraksi lebih beringas dan liar.
Ali bin thalib misalnya, baru muncul dikala khalifah utsman dan seluruh
keluarganya hampir mati kehausan dengan membuka akses air masuk ke rumah
khalifah. tampaknya, kebencian dan kemurkaan terhadap khalifah utsman
sudah merasuk menjangkiti hampir seluruh sahabat nabi.
Tokoh
demonstran, Asytar an-nakha'iy yang dahulu sudah pernah nendapat
penjelasan aneka kebijakan khalifah utsman dan kemudian sempat patuh
pada khalifah utsman, kini tampil lagi menjadi tokoh demonstran,
mengusung tuntutan yang tidak jauh berbeda dengan tuntutannya dahulu, ia
dipersilahkan masuk ke rumah menemui khalifah utsman untuk
memperdengarkan tuntutan para demonstran :
1- Hukum, penjara dan
pecat para gubernur yang menyimpang & yang telah menistakan agama
(khalifah jangan intervensi & jangan membela mereka)
2- adili Marwan bin hakam dengan cara serahkan ia pada demonstran
3- khalifah utsman segera meletakkan jabatannya & menyerahkan urusan kepemimpinan pada demonstran, bila tuntutan ini tidak dipenuhi maka seluruh demonstran akan bergerak
sendiri, memakzulkan pemerintahan dan tidak segan membunuh khalifah
utsman.
Ibnu katsir menulis dalam kitabnya al-bidayah wan
nihayah, lengkap dengan riwayat-riwayatnya, khalifah utsman menjawab
tuntutan ini dengan tegas :
Demi Allah! jika kalian membunuhku maka kalian tidak akan pernah saling mencintai selama-lamanya! tidak akan saling terhubung selama-lamanya! tidak akan berperang dengan bersatu padu selama-lamanya!
Demi Allah! jika kalian membunuhku maka kalian tidak akan pernah saling mencintai selama-lamanya! tidak akan saling terhubung selama-lamanya! tidak akan berperang dengan bersatu padu selama-lamanya!
ibnu katsir kemudian menuliskan rentetan
gerakan para demonstran ini hingga eksekusi pembunuhan tanpa persidangan
tanpa pengadilan bagi khalifah amirul mukminin utsman bin affan
dirumahnya, di depan anak & istri-istrinya.
● Narasi ditulis oleh :
ibliziyyulhaq waskitajawi, 10 mei 2017 M
Ponorogo bumi wengker.
ibliziyyulhaq waskitajawi, 10 mei 2017 M
Ponorogo bumi wengker.
No comments:
Post a Comment